Siapa yang tak senang mendapatkan surat cinta?
Kita saja -eh aku deng- mendapatkan surat cinta dari sahabat tersayang, senangnya bukan main, betul?
Belum lama aku mendapatkan surat cinta elektronik, namun bukan surat cinta dari sahabat tersayang, melainkan langsung dari Sang Khaliq melalui perantara hamba-Nya yang tak ku kenal.
"Dret..dret.."
Segera aku buka pesan yang masuk di handphone yang bergetar. Bukan lewat personal, melainkan sebatas group di whatsapp. Disana terbaca pesan berisikan Memorize With Love: Surah Luqman. Menarik mataku untuk membaca pelan-pelan sampai habis.
Memorize With Love: Surah Luqman adalah program Muslimah untuk Menghafal, Memahami, Mentadabburi Surah Luqman. Terbatas, hanya 12 orang. Ada beberapa fasilitas yang didapatkan yaitu insight surah, teman yang memotivasi, belajar bahasa Arab Qur'an dan lain sebagainya.
Memori ku pada surah Luqman tidak akan pernah lupa. Terlebih kepada teman-teman yang sudah membersamai. Di masa isolasi ku yang terbilang jenuh, aku berusaha menjauhkan pikiran negatif yang sewaktu-waktu bisa datang.
Awalnya ku ragu, "daftar ngga yaa, daftar ngga yaa.."
Kita saja -eh aku deng- mendapatkan surat cinta dari sahabat tersayang, senangnya bukan main, betul?
Belum lama aku mendapatkan surat cinta elektronik, namun bukan surat cinta dari sahabat tersayang, melainkan langsung dari Sang Khaliq melalui perantara hamba-Nya yang tak ku kenal.
"Dret..dret.."
Segera aku buka pesan yang masuk di handphone yang bergetar. Bukan lewat personal, melainkan sebatas group di whatsapp. Disana terbaca pesan berisikan Memorize With Love: Surah Luqman. Menarik mataku untuk membaca pelan-pelan sampai habis.
Memorize With Love: Surah Luqman adalah program Muslimah untuk Menghafal, Memahami, Mentadabburi Surah Luqman. Terbatas, hanya 12 orang. Ada beberapa fasilitas yang didapatkan yaitu insight surah, teman yang memotivasi, belajar bahasa Arab Qur'an dan lain sebagainya.
Memori ku pada surah Luqman tidak akan pernah lupa. Terlebih kepada teman-teman yang sudah membersamai. Di masa isolasi ku yang terbilang jenuh, aku berusaha menjauhkan pikiran negatif yang sewaktu-waktu bisa datang.
Awalnya ku ragu, "daftar ngga yaa, daftar ngga yaa.."
Maklum, aku memang seperti itu. Terlalu banyak berpikir sebelum melakukan sesuatu. Disisi lain, pendaftaran juga mepet. H-1 program dimulai, aku baru terima pesan tersebut.
Pada akhirnya aku beranikan diri untuk mengirimkan pesan ke admin, kak Dian. Sambutan hangat dari beliau yang membuat aku lebih yakin untuk mendaftar. Dimintalah aku mengirimkan voice note sebagai persyaratan utama yang menentukan lulus tidaknya seleksi. Ingat betul, aku mengirimkan persyaratan jam 8 pagi, kak Dian memberikan pengumuman pukul 1 siang, jawabannya adalah aku LULUS SELEKSI TILAWAH. Hwaa senangnya, masyaa Allah. Aku segera mengisi "surat komitmen" yang sudah tersedia.
Aku teringat oleh sahabatku, Mar'ah.
Aku coba mengajaknya, sesegera mungkin aku menyuruhnya daftar juga. Tapi karena kami belum berjodoh untuk berjuang bersama, ternyata kuota sudah full di saat Mar'ah ingin mendaftar. Next time kita berjuang di lain event yaa, beb.
31 Maret aku diinvite ke group oleh kak Dian - lagi-lagi aku disambut hangat oleh beliau - kemudian aku dan teman-teman dipersilahkan memperkenalkan diri satu persatu. Di antara aku dan 11 peserta lainnya, usia kami terbilang masih muda, bahkan banyak yang lebih muda dari ku. Semangatlah diri ini untuk membersamai yang muda-muda.
Aku dibimbing oleh satu mentor akhwat, kak Siti.
Beliau seorang pembelajar Qur'an yang semangatnya patut ditiru.
Beliau juga seorang blogger (pernah ku sampaikan ini di blog sebelumnya).
Tepat 1 April aku mulai menghafal ayat yang dipinta.
Bersambung...........
Komentar
Posting Komentar